BAB
I
PENDAHULUAN
A. Latar
Belakang Masalah
Di era
globalisasi ini, eksistensi dan kemajuan suatu bangsa ditentukan oleh
penguasaan Ilmu Pengetahuan dan Teknologi (IPTEK). Makin pesatnya kemajuan ilmu
pengetahuan dan teknologi membuat kita senantiasa selalu merasa kurang dalam
memenuhi kebutuhan akan informasi. Untuk mencukupi kebutuhan ilmu pengetahuan,
ada beberapa media yang bisa digunakan, misalnya media cetak dan media
elektronik. Untuk
media, dalam kurun waktu 2003 – 2012, data BPS menunjukan bahwa penonton
televisi terus meningkat hingga 91,68 persen, sebaliknya pendengar radio terus
menurun sampai 18,57 persen dan pembaca surat kabar tinggal 17,66 persen.
Hal ini sangat
memprihatinkan karena semakin lama, media cetak seperti buku dan surat kabar
semakin ditinggalkan. Buku merupakan sumber pengetahuan, melalui buku, kita
mampu memperbaharui wawasan dengan berbagai macam informasi. Untuk itu perlu
digalakkan budaya baca di masyarakat. Budaya membaca mampu mencetak generasi
muda yang berwawasan luas dan berpendidikan tinggi. Hal ini sangatlah penting
sebagai kegiatan investasi efektif guna mempersiapkan generasi muda yang
kreatif, produktif, dan inovatif sehingga mampu menghadapi dan menyelesaikan
tantangan pembangunan di masa yang akan datang. Upaya strategis yang dapat
ditempuh adalah meningkatkan mutu pendidikan generasi muda sebagai syarat
mutlak dalam peningkatan sumber daya manusia baik secara formal maupun
pendidikan non formal. Salah satu medium pemenuhan kebutuhan informasi dan
mempersiapkan sumber daya manusia (SDM) yang berkualitas adalah Taman Bacaan
Masyarakat (TBM).
Menurut Sutarno
NS (2006 : 19) Taman Bacaan Masyarakat mempunyai tanggung jawab, wewenang, dan
hak masyarakat setempat dalam membangunnya, mengelola dan mengembangkannya.
Dalam hal ini perlu dikembangkan rasa untuk ikut memiliki (sense of belonging),
ikut bertanggung jawab (sense of responsibility) dan ikut memelihara (melu
hangrukebi). Menurut
Amrin (2011: 04) Taman bacaan Masyarakat adalah sebuah lembaga atau unit
layanan berbagai kebutuhan bahan bacaan yang dibutuhkan dan berguna bagi setiap
orang per orang atau sekelompok masyarakat di desa atau diwilayah TBM berada
dalam rangka meningkatkan minat baca dan mewujudkan masyarakat berbudaya baca.
Dari penjelasan
di atas dapat dipahami bahwa Taman Bacaan Masyarakat adalah lembaga atau unit
layanan yang menyediakan bahan bacaan untuk sekelompok masyarakat di suatu
wilayah dalam rangka meningkatkan minat baca masyarakat. Masyarakat menyadari
dan menghayati bahwa taman bacaan sangat diperlukan oleh masyarakat. Minat
masyarakat terhadap TBM harus terus dibina dan dikembangkan sehingga masyarakat
memperoleh informasi yang mereka perlukan.
Kami mendirikan
Taman Bacaan Nurul Iman yang terletak di Kelurahan Panjang, Kota Magelang
sebagai usaha untuk ikut aktif berpartisipasi melaksanakan program pemerintah
dalam pengembangan budaya baca. Pendirian TBM ini tak lepas dari pandangan kami
tentang betapa pentingnya pendidikan anak usia dini guna menyiapkan sumber daya
manusia yang berkualitas. Kondisi lingkungan kelurahan Panjang yang tidak
memiliki sekolah dasar pendidikan formal menjadi salah satu alasan bagi kami untuk mendirikan
Taman Bacaan Masyarakat Nurul Iman, selain itu pentingnya pendidikan moral dan
agama ditengah-tengah pesatnya kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi menjadi
salah satu pertimbangan kami.
Pesatnya
kemajuan teknologi terutama media elektronik mendorong kami pengelola TBM untuk
mengenalkan TBM Nurul Iman pada dunia luar menggunakan media sosial - media
sosial seperti facebook dan blog. Menurut HarianTI.com – Kementerian Komunikasi dan Informatika
(Kemenkominfo) mengungkapkan pengguna internet di Indonesia saat ini mencapai
63 juta orang. Dari angka tersebut, 95 persennya menggunakan internet untuk
mengakses jejaring sosial. Indonesia menempati peringkat ke-4 pengguna Facebook
terbesar setelah USA, Brazil, dan India.
Besarnya
pengguna media internet terutama media sosial facebook di Indonesia mendasari
kami pengelola untuk memanfaatkan kesempatan tersebut dengan menerapkan
strategi PECIS BaTIK
(Participation, Elaboration, Creativity,
Innovation and Stimulant Berbasis Teknologi Informasi dan Komputer) sebagai
strategi untuk mengembangkan manajemen Taman Bacaan Masyarakat berbasis Teknologi Informasi. Dengan
strategi ini kami berharap TBM Nurul Iman mampu selalu eksis baik didunia nyata
maupun maya sebagai salah satu media alternative guna memenuhi kebutuhan akan
informasi dan mampu mengikuti perkembangan zaman.
B. Masalah
dan Tujuan
1. Masalah
Permasalahan
yang diangkat dalam karya nyata ini adalah :
a.
Bagaimana
menerapkan strategi PECIS BaTIK (Participation,
Elaboration, Creativity, Innovation and Stimulant Berbasis Teknologi
Informasi dan Komputer) sebagai strategi untuk mengembangkan manajemen Taman
Bacaan Masyarakat berbasis Teknologi
Informasi.
b.
Bagaimana
dampak atau hasil dari strategi PECIS BaTIK sebagai strategi untuk
mengembangkan manajemen Taman Bacaan Masyarakat berbasis Teknologi Informasi.
c.
Apa
saja faktor-faktor kendala yang dihadapi TBM Nurul Iman dalam menerapkan
strategi PECIS BaTIK.
d.
Apa
saja faktor-faktor pendukung yang dimiliki oleh TBM Nurul Iman dalam menerapkan
strategi PECIS BaTIK.
e.
Apa
saja rencana tindak lanjut/desiminasi strategi dalam menerapkan strategi PECIS
BaTIK sebagai strategi untuk mengembangkan manajemen Taman Bacaan Masyarakat berbasis Teknologi Informasi.
2. Tujuan
a.
Mendispripsikan
penerapan strategi PECIS BaTIK sebagai strategi untuk mengembangkan manajemen
Taman Bacaan Masyarakat berbasis
Teknologi Informasi.
b.
Mendispripsikan
dampak atau hasil dari strategi PECIS BaTIK sebagai strategi untuk
mengembangkan manajemen Taman Bacaan Masyarakat berbasis Teknologi Informasi.
c.
Mendispripsikan
faktor-faktor kendala yang dihadapi TBM Nurul Iman dalam menerapkan strategi
PECIS BaTIK.
d.
Mendispripsikan
faktor-faktor pendukung yang dimiliki oleh TBM Nurul Iman dalam menerapkan
strategi PECIS BaTIK.
e.
Mendispripsikan
rencana tindak lanjut/desiminasi strategi PECIS BaTIK.
C. Strategi
Pemecahan Masalah
1. Alasan
teoritis pemilihan strategi
Partisipasi
(Participation) adalah
pengambilan bagian atau pengikutsertaan. Dalam Kamus
Besar Bahasa Indonesia, partisipasi diartikan perihal turut
berperan serta dalam suatu kegiatan; keikutsertaan; peran serta; sedangkan
menurut Keith Davis, partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi
seseorang kepada pencapaian tujuan dan ikut bertanggung jawab di dalamnya.
Dalam definisi tersebut kunci pemikirannya adalah keterlibatan mental dan
emosi.
Sebenarnya partisipasi adalah suatu
gejala demokrasi dimana orang diikutsertakan dalam suatu
perencanaan serta dalam pelaksanaan dan juga ikut memikul tanggung jawab sesuai
dengan tingkat kematangan dan tingkat kewajibannya.
Partisipasi itu menjadi baik dalam bidang-bidang fisik maupun bidang mental serta
penentuan kebijaksanaan.
Jadi dari beberapa pengertian di atas,
maka dapat ditarik kesimpulan bahwa partisipasi adalah suatu keterlibatan mental dan emosi
serta fisik peserta dalam memberikan respon terhadap kegiatan serta mendukung
pencapaian tujuan dan bertanggung jawab atas keterlibatannya.
Partisipasi dalam pengembangan taman
bacaan masyarakat merupakan syarat mutlak yang harus dipenuhi. Tanpa peran
serta masyarakat takkan mungkin TBM dapat berjalan, bahkan partisipasi
masyarakat merupakan indikator penting maju tidaknya TBM. Strategi apapun yang
kita terapkan sebagai pengelola TBM tidak mungkin akan berhasil jika tidak ada
partisipasi masyarakat.
Elaborasi
(Elaboration) menurut Sutoyo (2008 :
125) dapat diartikan sebagai kemampuan untuk menyempurnakan ide dengan detail
agar lebih bermutu. Pengembangan managemen administrasi maupun operasional
haruslah dilakukan secara cermat dan berkesinambungan, dengan memperhatikan
hal-hal kecil secara detail supaya kesalahan-kesalahan yang mungkin terjadi
bisa diminimalisir.
Kreativitas (Creativity) adalah proses mental yang melibatkan
pemunculan gagasan atau anggitan (concept) baru, atau hubungan
baru antara gagasan dan anggitan yang sudah ada. Sedangkan menurut Kamus Besar
Bahasa Indonesia adalah (1) memiliki daya cipta; memiliki
kemampuan untuk menciptakan; (2)
bersifat (mengandung) daya cipta. Dari sudut pandang keilmuan,
hasil dari pemikiran berdayacipta (creative thinking) (kadang disebut
pemikiran bercabang) biasanya dianggap memiliki keaslian dan
kepantasan. Sebagai alternatif, konsepsi sehari-hari dari daya cipta adalah
tindakan membuat sesuatu yang baru. Daya cipta di masa kini sangat dipengaruhi
oleh berbagai faktor yaitu keturunan dan lingkungan. Kreativitas pengelola
dibutuhkan agar operasional TBM tidak monoton/membosankan sehingga mampu
mengurangi tingkat kejenuhan pengelola maupun pengunjung.
Inovasi (Innovation) menurut Kamus Besar Bahasa Indonesia
adalah bersifat memperkenalkan sesuatu yg baru; ber-sifat pembaruan
(kreasi baru). Inovasi dapat
diartikan sebagai proses dan/atau hasil pengembangan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan, keterampilan (termasuk keterampilan
teknologis) dan pengalaman untuk menciptakan atau memperbaiki produk (barang
dan/atau jasa), proses, dan/atau sistem yang baru, yang memberikan nilai yang
berarti atau secara signifikan (terutama ekonomi dan sosial).
Inovasi merupakan
eksploitasi yang berhasil dari suatu gagasan baru (the successful exploitation of a new idea),
atau dengan kata lain merupakan pemanfaatan/mobilisasi pengetahuan,
keterampilan teknologis dan pengalaman untuk menciptakan produk, proses dan
jasa baru. Inovasi adalah
kegiatan penelitian, pengembangan, dan/atau perekayasaan yang bertujuan
mengembangkan penerapan praktis nilai dan konteks ilmu pengetahuan yang baru,
atau cara baru untuk menerapkan ilmu pengetahuan dan teknologi yang telah ada
ke dalam produk atau proses produksi.
Stimulan/perangsang (Stimulant), dalam psikologi, stimulant adalah bagian dari respon
stimuli yang
berhubungan dengan kelakuan. Stimulant atau perangsang diperlukan untuk
meningkatkan animo masyarakat untuk berkunjung ke Taman Bacaan Masyarakat.
Teknologi Informasi (TI), atau dalam bahasa
Inggris dikenal dengan istilah Information Technology (IT) adalah
istilah umum untuk teknologi apa pun yang membantu manusia dalam membuat,
mengubah, menyimpan, mengkomunikasikan dan/atau menyebarkan informasi. TI
menyatukan komputasi dan komunikasi berkecepatan tinggi untuk data, suara, dan
video. Contoh dari Teknologi Informasi bukan hanya berupa komputer pribadi,
tetapi juga telepon, TV, peralatan rumah tangga elektronik, dan peranti genggam
modern (misalnya ponsel).
Singkatnya, apa yang membuat data,
informasi atau pengetahuan yang dirasakan dalam format visual apapun, melalui
setiap mekanisme distribusi multimedia, dianggap bagian dari TI. TI melakukan
berbagai fungsi (TI Disiplin/Kompetensi) dari meng-instal Aplikasi untuk merancang jaringan komputer dan Database informasi. Beberapa tugas yang TI
lakukan mungkin termasuk manajemen data, jaringan, rekayasa perangkat
keras komputer,
database dan desain perangkat lunak, serta manajemen dan administrasi sistem secara
keseluruhan. Teknologi informasi mulai menyebar lebih jauh dari konvensional komputer pribadi dan teknologi jaringan, dan lebih ke
dalam integrasi teknologi lain seperti penggunaan ponsel, televisi, mobil, dan
banyak lagi, yang meningkatkan permintaan untuk pekerjaan.
2. Deskripsi
Strategi
a. Sintak
Guna mengatasi
permasalahan-permasalahan yang dihadapi pengelola, kami menerapkan strategi
PECIS BaTIK (Participation, Elaboration,
Creativity, Innovation and Stimulant Berbasis Teknologi Informasi dan
Komputer) sebagai strategi untuk mengembangkan manajemen taman bacaan
masyarakat berbasis teknologi
Informasi. Strategi ini kami terapkan untuk memodernisasi TBM supaya mampu
mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi serta memudahkan
pengelola dalam pelayanan pengunjung TBM.
Langkah yang dilakukan adalah
meningkatkan partisipasi masyarakat kelurahan Panjang dengan berusaha
melibatkan masyarakat secara langsung pada program-program kerja TBM. Beberapa
program kerja yang dilakukan diantaranya adalah 1) Mengadakan pengajian
(Peringatan Hari Besar Islam), 2) Taman Pendidikan Al Qur’an (TPQ), 3) Membantu
penyaluran zakat, 4) menyelenggarakan kegiatan tahlil dan yasin 5) Tadarus
bersama setiap bulan ramadhan.
Selanjutnya mengelaborasi atau
melakukan sesuatu dengan cermat dan tekun, dalam hal ini kami berusaha
mengelola administrasi dengan baik. Hal-hal yang ditempuh diantaranya 1)
Pembentukan kepengurusan TBM, 2) Membuat peraturan / tata tertib TBM, 3)
Mengadakan pertemuan rutin pengelola TBM, 4) Melakukan studi banding ke
Perpustakaan atau TBM lain, 5) Mengikuti bimbingan teknis TBM, 6) Komputerisasi
administrasi operasional TBM.
Langkah selanjutnya adalah
kreativitas. Kreativitas pengelola sangat diperlukan untuk penyegaran, kegiatan
yang menarik diharapkan mampu mengurangi kejenuhan pengunjung maupun pengelola
itu sendiri. Kegiatan-kegiatan yang sudah dilakukan diantaranya adalah 1) Menyelenggarakan
berbagai macam lomba, 2) Mengadakan jalan santai, 3) Pembentukan grup rebana,
4) Mengadakan kirab budaya anak-anak TPQ.
Inovasi bisa diartikan memperkenalkan
sesuatu yang baru dan hal yang sudah dilakukan TBM Nurul Iman antara lain 1) Melayani peminjaman buku by phone atau short message
service (sms) 2) Pembuatan akun facebook dan blog, 3)
Menginformasikan dan mempromosikan TBM Nurul Iman melalui brosur dan
jejaring sosial.
Stimulant/perangsang diharapkan
meningkatkan animo masyarakat untuk mengunjungi TBM, hal yang telah dilakukan
TBM Nurul Iman antara lain 1) memberikan reward bagi pengunjung teraktif 2)
Memberikan reward bagi mereka yang ikut aktif menulis di majalah dinding TBM.
b. Sistem
sosial
Masyarakat kelurahan Panjang sebagian besar
adalah karyawan dan pedagang. Keterbatasan waktu atau tidak mempunyai waktu
menjadi penyebab utama masyarakat kota dapat meluangkan waktu untuk membaca
buku. Penyebab lain adalah bagi masyarakat kelurahan Panjang, khususnya ekonomi
menengah ke bawah, membeli buku adalah sesuatu yang berat. Mungkin bagi
sebagian dari mereka, membeli beras dan kebutuhan lainnya lebih penting.
Disinilah keberadaan dan peran TBM sangat dibutuhkan guna menumbuhkembangkan
budaya baca pada masyarakat dimana masyarakat dapat menikmati isi buku tanpa
mengeluarkan uang.
c. Peran
Pengelola
Dalam penerapan strategi ini,
pengelola berperan aktif sebagai pelaksana strategi dan penghubung taman bacaan
masyarakat dan masyarakat sekitar serta
bertindak sebagai pengawas dan pengontrol terlaksananya strategi yang
digunakan dan mampu memutuskan tindakan apa yang diperlukan untuk mengatasi
permasalahan yang mungkin terjadi akibat strategi tersebut. Pengelola mempunyai
peranan yang cukup vital dalam penerapan strategi ini sehingga bisa tidaknya
strategi berjalan tergantung kepada kualitas pengelola.
d. Dampak
Instruksional
Dampak instruksional dari strategi
yang digunakan adalah pengelola mampu melaksanakan strategi PECIS BaTIK sebagai
langkah strategis dalam pengembangan managemen TBM berbasis Teknologi Informasi
sehingga membantu dan memudahkan pengelola dalam mengelola administrasi Taman
Bacaan Masyarakat Nurul Iman.
e.
Dampak Pengiring
Dampak pengiringnya adalah semakin
meningkatnya partisipasi masyarakat terhadap kegiatan-kegiatan yang
diselenggarakan TBM, sedikit demi sedikit semakin terpenuhinya sarana dan
prasarana untuk menunjang keberadaan TBM sebagai tempat yang menarik dan
menyenangkan.