BAB II
PEMBAHASAN
A. Metode
dan prosedur kerja
Taman Bacaan Masyarakat Nurul Iman di Kelurahan
Panjang, Kecamatan Magelang Tengah Kota Magelang telah berdiri sejak 18 Juni
2006, beberapa strategi telah kami lakukan untuk meningkatkan minat baca
masyarakat. Strategi-strategi yang telah kami terapkan menjadi bahan evaluasi
bagi kami pengelola TBM untuk lebih meningkatkan efisiensi pelayanan masyarakat
dan pengelolaan koleksi TBM. Strategi yang kami terapkan adalah Strategi PECIS
BaTIK (Participation, Elaboration,
Creativity, Innovation and Stimulant Berbasis Teknologi Informasi dan
Komputer) Untuk Mengembangkan Manajemen Taman Bacaan Masyarakat Berbasis Teknologi Informasi. Strategi
ini kami terapkan untuk meningkatkan minat baca dan memodernisasi TBM supaya
mampu mengikuti perkembangan ilmu pengetahuan dan teknologi.
1. Partisipation / Partisipasi
Partisipasi
masyarakat merupakan tolok ukur maju tidaknya Taman Bacaan Masyarakat. Hal
terpenting dalam meningkatkan partisipasi masyarakat adalah memupuk dan
meningkatkan tingkat kepercayaan masyarakat terhadap Taman Bacaan Masyarakat.
Oleh karena itu guna meningkatkan peran serta masyarakat kami melakukan
kegiatan-kegiatan yang bersentuhan langsung dengan masyarakat. Beberapa
kegiatan yang kami lakukan diantaranya adalah :
a.
Mengadakan
Peringatan Hari Besar Islam
Sebagian besar masyarakat panjang
adalah muslim. Kegiatan ini sebagai sarana memupuk tali silaturahmi antar anggota masyarakat
sekitar dan sarana meningkatkan keimanan serta ketaqwaan, selain itu kegiatan
ini diharapkan untuk lebih mengenalkan TBM dimata masyarakat. Peringatan Hari
Besar Islam ini rutin diselenggarakan.
Gambar
2.1 Penceramah dan tamu-tamu undangan
b.
Taman
Pendidikan Al Qur’an
Dengan adanya TPQ anak-anak sering
meluangkan waktu untuk membaca. Hal ini juga berimbas pada orang tua anak yang mengantarkan anak-anaknya ke TPQ, mereka mengisi
waktu menunggu pembelajaran anak-anak dengan membaca buku.
Gambar
2.2 Suasana kegiatan TPQ (kiri), orang tua membaca buku sambil menunggu anak
mereka (kanan)
c.
Membantu
penyaluran zakat
Kegiatan ini dilakukan rutin 2 kali dalam setahun,
pada peringatan Idul Adha dan Idul Fitri. Kegiatan ini untuk lebih meningkatkan
interaksi sosial dengan masyarakat sekitar.
Gambar
2.3 Pengelola dan relawan TBM mengelola zakat untuk dibagikan kepada masyarakat
sekitar
d.
Menyelenggarakan
kegiatan yasin dan tahlil
Kegiatan ini dimaksudkan untuk lebih
mempererat tali persaudaraan dan keimanan. Kegiatan ini dilakukan setiap malam
jum’at.
Gambar
2.4 Kegiatan yasin dan tahlil
e.
Tadarus
bersama setiap bulan ramadhan
Tadarus / membaca Al Qur’an setiap
ramadhan merupakan kegiatan rutin tiap tahun. Selain kalangan orang tua yang
berpartisipasi, banyak anak-anak yang ikut ambil bagian kegiatan tersebut.
Gambar
2.5 Suasana kegiatan tadarus bulan ramadhan
2. Elaboration
Elaborasi adalah penggarapan
secara tekun dan cermat. Pengembangan managemen
administrasi TBM haruslah dilakukan secara cermat dan teliti. Kegiatan
elaborasi dimaksudkan agar penyelenggaraan sistem administrasi TBM mampu
mempermudah dan memperlancar tugas-tugas pengelolaan Taman Bacaan.
Langkah-langkah yang dilakukan diantaranya :
a.
Membentuk kepengurusan TBM
Kepengurusan
TBM didasari semata-mata hanya pada kecintaan relawan terhadap literasi.
Sebagai lembaga nonprofit, kelangsungan TBM tergantung pada partisipasi
relawan. Anggota TBM kami tidak ada yang mempunyai background pendidikan
perpustakaan.
Susunan pengurus TBM Nurul Iman :
Penasehat
: Kepala Kelurahan Panjang
Penanggungjawab : Ketua
Ta’mir Nurul Iman
Koordinator : Andika Pramana, ST
Sekretaris
I : Gilang S
Bendahara
I : Arum Azula
Pengelola
harian : 1. M. Nur Taufik
2.
Hermawan Santoso
b.
Membuat peraturan/tata tertib TBM
Peraturan
atau tata tertib memberi kita batasan-batasan yang jelas mana yang diperbolehkan
dan mana yang dilarang. Tata tertib ini wajib ditaati oleh anggota TBM. Hal ini
untuk meminimalisir hilangnya buku koleksi. Tata tertib TBM Nurul Iman
diantaranya adalah :
1)
Pada saat peminjaman dan
pengembalian buku, wajib membawa kartu anggota.
2)
Peminjaman maksimal 3 eksemplar.
3)
Buku referensi tidak dipinjamkan
untuk dibawa pulang, hanya boleh dibaca di TBM.
4)
Peminjaman buku tidak dikenai
biaya/gratis.
5)
Batas peminjaman buku 1 minggu dan
dapat diperpanjang 1 minggu lagi.
6)
Jika ada keterlambatan pengembalian
buku, maka akan dikenai denda Rp. 100,00/buku/hari.
7)
Jika buku yang dipinjam hilang atau
rusak, maka akan dikenai denda seharga buku yang hilang atau mengganti dengan
buku yang sama.
8)
Menjaga kebersihan dan keutuhan buku
koleksi.
c.
Mengadakan pertemuan rutin anggota
TBM
Pertemuan
yang dilakukan anggota TBM dimaksudkan untuk mencari pemecahkan masalah yang
dihadapi TBM, atau membicarakan program-program kerja TBM. Selain itu pertemuan
ini juga bisa digunakan sebagai ajang sharing/berbagi informasi antar anggota
sehingga mampu memupuk talin persaudaraan anggota. Pertemuan dilakukan minimal
sekali dalam tiga bulan.
Gambar 2.6 Pertemuan Pengelola dan relawan TBM
d.
Melakukan
studi banding ke Perpustakaan atau Taman Bacaan Masyarakat lain
Hal
ini diperlukan untuk mengetahui lebih dalam apa itu perpustakaan atau taman bacaan masyarakat dan
sebagai bahan belajar bagaimana mengelola TBM yang baik dan benar sehingga
diharapkan mampu meningkatkan kualitas pelayanan. Beberapa kegiatan yang pernah
dilakukan diantaranya melakukan studi banding ke Perpustakaan Kelurahan
Panjang, Perpustakaan Universitas Tidar Magelang, Perpustakaan Universitas Muhammadiyah
Magelang, Perpustakaan Kota Magelang dan Perpustakaan Kota Semarang.
e.
Mengikuti
bimbingan teknis
Relawan-relawan
TBM tidak mempunyai background pendidikan perpustakaan, oleh karena itu guna
meningkatkan pengetahuan akan keperpustakaan ataupun pendidikan berTBM,
pengelola mengikuti beberapa program bimbingan teknis yang diselenggarakan
perpustakaan kota maupun dari dinas pendidikan terkait. Hal ini untuk
meningkatkan kualitas pengelola. Dengan bimbingan ini diharapkan pengelola
mempunyai kemampuan untuk mengelola TBM dengan baik.
f.
Komputerisasi
administrasi operasional TBM
Memperbaiki
sistem administrasi TBM sangat penting dilakukan, hal ini berkaitan dengan
kelancaran pelayanan pengunjung dalam peminjaman dan pengembalian buku pustaka.
Sistem administrasi yang baik akan memperlancar dan memudahkan pengelola dalam pelayanan
operasional TBM. Beberapa administrasi yang disiapkan diantaranya : buku
pengunjung, buku pinjaman, buku induk, kartu buku, buku laporan harian dan
lain-lain. Dalam mengelola administrasi, pengelola TBM menggunakan komputer
sebagai alat penunjang kegiatan. Arsip / dokumen TBM disimpan dalam komputer
guna memudahkan pengelola menyusun administrasi operasional. Rencana kedepan
pengelolaan administrasi mampu dilakukan berbasis Teknologi Informasi secara online.
3. Creativity
Kreativitas
pengelola sangat diperlukan guna mempertahankan keberadaan TBM Nurul Iman di
mata masyarakat. Kreativitas pengelola dalam membuat sesuatu yang baru atau
ide-ide baru, diperlukan guna mengurangi tingkat kejenuhan pengunjung maupun
pengelola selain juga untuk menarik minat masyarakat untuk berkunjung. Beberapa
kegiatan yang dilakukan diantaranya :
a.
Mengadakan
berbagai ajang lomba
Perlombaan
yang di selenggarakan dimaksudkan untuk meningkatkan kualitas sumber daya
manusia terutama pada generasi muda kelurahan panjang. Lomba diadakan rutin
setiap tahun. Beberapa kegiatan yang di lombakan diantaranya adalah :
1. Lomba menggambar dan mewarnai anak-anak TPQ
Lomba menggambar dan mewarnai
diharapkan mampu memancing bakat dan kecintaan anak pada seni.
Gambar
2.7 Keceriaan anak-anak TPQ saat menggambar dan mewarnai
2. Lomba membuat sinopsis dan puisi
Kegiatan ini untuk melatih anak agar
mampu menuangkan ide/pemikiran dalam tulisan serta mampu mengapresiasikan
tulisan yang dibuat.
Gambar
2.8 Membuat sinopsis dan puisi
3. Lomba membaca Al Quran
Selain kegiatan membaca buku-buku
pendidikan dan pengetahuan, membaca Al Qur’an juga sangat diperlukan untuk
menanamkan keimanan dan ketaqwaan pada sang Pencipta.
Gambar
2.9 Suasana lomba membaca al Qur’an
(kiri), pemenang lomba membaca Al Qur’an (kanan)
b.
Mengadakan
jalan santai.
Acara jalan santai dilakukan rutin
setiap tahun, hal ini sebagai ajang pengenalan TBM kepada masyarakat luas dan
juga menggalakkan pentingnya berolahraga. Doorprize yang disediakan berasal
dari sumbangan masyarakat sehingga tercipta suasana dari masyarakat untuk
masyarakat.
Gambar 2.10
Masyarakat antusias mengikuti jalan santai
c.
Membuat
group rebana
Salah satu kegiatan lainnya adalah
membuat grup rebana. Group ini dibentuk dengan anggota relawan TBM untuk menyalurkan
bakat dan minat dalam bermusik. Sampai saat ini group rebana telah memiliki
seragam, 1 set rebana, 1 bass gitar, 1 gitar rythem dan 1 set soundsystem.
Group rebana ini selain mengisi pengajian ditempat sendiri juga menerima
undangan untuk mengisi pengajian-pengajian diluar. Group rebana nurul iman juga
berpartisipasi dalam lomba yang diselenggarakan dinas terkait, misalnya dinas
pariwisata kota magelang dan pernah mendapatkan juara 3 tingkat kota magelang.
Gambar 2.11
Anggota group rebana generasi I dan II
d.
Mengadakan kirab budaya/pawai
anak-anak TPQ
Pawai
dilakukan untuk memperingati milad TBM Nurul Iman. Kegiatan dilakukan guna
memperkenalkan TBM Nurul Iman serta menjalin kekompakan anggota.
Gambar
2.12 Suasana pawai dalam rangka
memperingati milad TBM dan menyambut bulan suci ramadhan
4. Innovation
Semakin banyak kegiatan-kegiatan yang
dilakukan TBM maka akan semakin menarik minat masyarakat untuk berkunjung ke
TBM, sehingga keberadaan TBM dalam masyarakat semakin kuat dan bermanfaat.
Beberapa inovasi yang dilakukan diantaranya adalah:
a.
Melayani
peminjaman melalui telepon dan sms
Inovasi yang dilakukan adalah melayani
peminjaman buku melalui telepon
atau sms, hal ini dilakukan berdasarkan pertimbangan yaitu kesibukan masyarakat
kelurahan panjang yang sebagian besar adalah pedagang dan karyawan swasta.
Banyak dari mereka tidak mempunyai waktu luang untuk menyempatkan diri
berkunjung karena waktu buka/operasional TBM kadang tidak sama dengan waktu
yang dipunyai oleh masyarakat, oleh karena itu kami melakukan strategi jemput
bola yaitu kami memberikan pelayanan peminjaman melalui telepon atau sms.
Strategi ini untuk lebih memudahkan
masyarakat dalam peminjaman buku pustaka. Dengan inovasi ini diharapkan minat
baca masyarakat tetap tinggi dan tetap mau meluangkan waktu membaca.
b. Pembuatan
akun facebook dan blog
Sosial
media kini tidak lagi sekadar masyarakat maya,
tapi sudah menjadi perluasan sosial/extended
society (Agus Munawar, 2014). Seperti halnya yang diungkapkan oleh Dana Boyd (the
Guardian, 2012) “ Media sosial telah tak terelakkan mengubah dunia, memimpin
keterbukaan dan rasa takut - tetapi tidak di luar kendali kita”. Oleh karena
itu, agar era digital dapat menyejahterakan masyarakat sangat bergantung pada
kita sebagai penggunanya.
Gambar 2.13
Tampilan muka facebook dan blog TBM Nurul Iman
Melalui
media sosial facebook, kita bisa berhubungan dengan pegiat-pegiat literasi lain
dari seluruh Indonesia. Selain itu pada media ini juga telah ada komunitas
resmi untuk para pengelola taman bacaan masyarakat yang bernaung pada
organisasi Forum Taman Bacaan Masyarakat (FTBM) yang dikelola oleh Pengurus
Pusat Forum Taman Bacaan Masyarakat (PP FTBM). Group ini adalah media untuk
berkomunikasi antar FTBM dan jejaring komunitas literasi se-Indonesia yang saat
ini telah mempunyai 6.492 anggota dari seluruh Indonesia dan akan terus
bertambah.
Melalui FTBM
kita bisa bertukar pikiran, mengutarakan ide-ide dan berdiskusi seputar
perkembangan literasi di Indonesia. Selain itu, melalui forum ini kita juga
bisa saling berbagi pengalaman dan strategi dengan TBM lain dalam hal
pengelolaan TBM di wilayah masing-masing berdasarkan kondisi geografis dan
sosial masyarakat.
c.
Menginformasikan dan mempromosikan TBM Nurul Iman melalui
brosur dan jejaring sosial.
Pembuatan brosur dimaksudkan untuk menginformasikan dan lebih memperkenalkan TBM
pada masyarakat sekitar. Brosur dibuat semenarik mungkin sebagai sarana
mempromosikan TBM sehingga mampu menarik minat masyarakat sekitar.
Selain
melalui brosur, kami juga mempromosikan TBM melalui jejaring sosial seperti
facebook dan blog. Promosi dilakukan dengan meng-upload kegiatan-kegiatan yang dilakukan TBM Nurul Iman sehingga akan
lebih banyak yang mengenal TBM Nurul Iman.
5. Stimulant
Memberikan rangsangan/stimulus sangat diperlukan
sebagai penyemangat masyarakat untuk berkunjung terutama anak-anak. Hal ini
sebagai bentuk apresiasi TBM kepada masyarakat. Bentuk apresiasi yang dilakukan
seperti :
a.
Memberikan
reward bagi pengunjung teraktif
b.
Memberikan
reward bagi mereka yang ikut aktif menulis di majalah dinding TBM
B. Hasil
yang dicapai
Beberapa hasil yang telah dicapai
melalui strategi PECIS BaTIK diantaranya adalah :
1.
Meningkatnya
kesadaran masyarakat beragama
Kegiatan-kegiatan TBM Nurul Iman yang
bernuansa keislaman secara tidak langsung mendorong meningkatnya jumlah
masyarakat yang datang ke masjid. Hal ini sebelumnya sangat sulit ditemui di
kelurahan panjang. Di kelurahan Panjang, khususnya di kampung bogeman tempat
TBM Nurul Iman berdiri, masjid yang kelihatannya megah dari luar sedikit sekali
jumlah jamaah yang datang.
Sedikitnya jumlah jamaah dipengaruhi
budaya pergaulan dari generasi ke generasi yang ada dilingkungan Bogeman.
Kampung bogeman dikenal sebagai tempat mabuk-mabukan, tempat judi dan segala
macam tindak kriminal. Generasi tua yang seharusnya menjadi contoh teladan bagi
generasi muda tidak memberikan teladan yang baik sehingga anak-anak muda di
kampung bogeman juga meniru apa yang dilakukan orang tua mereka, seperti
mabuk-mabukan, berkelahi dan judi, hal tersebut dulu sangatlah wajar terjadi di
kampung bogeman.
Dengan strategi PECIS BaTIK ini,
kegiatan-kegiatan keagamaan yang diadakan rutin dan khususnya pendirian TPQ
mampu memotong alur generasi di kampung bogeman dengan mendidik anak-anak usia
muda untuk lebih mengenal agama, terbukti strategi ini mampu menekan kegiatan kemaksiatan dan seiring
berjalannya waktu, strategi ini mampu menumbuhkan semangat beribadah sehingga
mendorong peningkatan jumlah jamaah secara signifikan.
2.
Meningkatnya
jumlah pengunjung Taman Bacaan Masyarakat
Dengan melaksanakan strategi PECIS
BaTIK, kegiatan-kegiatan TBM Nurul Iman semakin meningkat dan hal ini berimbas
pada peningkatan jumlah kunjungan masyarakat ke TBM. Tingginya tingkat
partisipasi masyarakat pada program-program TBM mempengaruhi tingkat
kepercayaan masyarakat pada TBM. Peningkatan jumlah pengunjung bisa dilihat
pada tabel dibawah ini.
Tabel
2.1 Data pengunjung Taman Bacaan Masyarakat
Nurul Iman
Tahun
|
JUMLAH
PENGUNJUNG
|
TOTAL
|
Januari
|
Februari
|
Maret
|
April
|
Mei
|
Juni
|
Juli
|
Agustus
|
September
|
Oktober
|
November
|
Desemder
|
2012
|
51
|
57
|
63
|
72
|
67
|
74
|
79
|
82
|
87
|
81
|
95
|
89
|
897
|
2013
|
83
|
79
|
84
|
84
|
86
|
89
|
78
|
78
|
82
|
85
|
90
|
90
|
1008
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
|
3.
Meningkatnya
sarana prasarana yang dimiliki dan koleksi buku TBM Nurul Iman.
Hasil penerapann strategi PECIS BaTIK
berdampak pada tingkat kepercayaan masyarakat dan pemerintah kota pada TBM yang
tinggi. Sedikit demi sedikit fasilitas
yang dipunyai TBM semakin lengkap. Hal ini tak lepas dari bantuan yang datang
dari masyarakat dan pemerintah.
Gambar 2.14
Fasilitas dan koleksi buku yang dimiliki TBM
Beberapa bantuan yang diterima TBM
Nurul Iman diantaranya adalah :
1.
Dari
masyarakat bantuan buku-buku yang masih layak baca menambah koleksi buku di TBM
Nurul Iman
2.
Bantuan
Taman Bacaan Masyarakat (TBM) Rintisan dari pemerintah tahun 2006 sebesar Rp
25.000.000,00.
3.
Pemberian
Hibah Barang Daerah Kepada Taman Bacaan Masyarakat dari Pemerintah Kota
Magelang melalui Perpustakaan Kota Magelang tahun 2008 sebanyak 150 buku.
4.
Bantuan
Fasilitasi teknis Taman Bacaan Masyarakat dari pemerintah tahun 2012 sebesar Rp
15.000.000,00.
5.
Bantuan
hibah buku dari perpustakaan propinsi tahun 2013 sebanyak 50 buku.
Bantuan-bantuan dari masyarakat dan
pemerintah menjadikan TBM Nurul Iman menjadi tempat yang menarik dan nyaman. Sarana
yang dimiliki TBM Nurul Iman :
1.
Almari : 1 buah
2.
Meja
administrasi : 2 buah
3.
Almari
display : 1 buah
4.
Meja
baca : 5 buah
5.
Kursi
baca : 10 buah
6.
Kursi
administrasi : 1 buah
7.
Karpet : 2 buah
8.
Rak
buku : 4
buah
9.
Komputer
: 1 buah
10. Kipas angin : 1 buah
11. Dispenser : 1 buah
12. Kamera digital : 1 buah
13. Timbangan berat badan : 1
buah
14. Jam dinding : 3 buah
15. Alat kesenian rebana : 1 set
16. Sound system : 1 set
17. Vaccum cleaner : 1 buah
18. Tape :
1 buah
19. Jumlah buku :
650 exemplar
20. DVD : 1 buah
21. TV : 1 buah
C. Kendala-kendala
yang dihadapi
1.
Kondisi
sosial masyarakat kota
Kondisi sosial masyarakat kota menjadi
tantangan tersendiri bagi kami pengelola TBM Nurul Iman untuk berinovasi. Mayoritas
penduduk di Kelurahan panjang adalah karyawan dan pedagang sehingga banyak dari
mereka lebih mengutamakan pekerjaan daripada harus repot-repot baca buku.
2.
Sumber
Daya Manusia (SDM)
Taman Bacaan Masyarakat merupakan organisasi
sosial nonprofit yang notabene tidak bisa
menjadi suatu pekerjaan tetap atau pekerjaan utama untuk mencari uang. TBM
tidak bisa menjadi mata pencaharian guna “menghidupi” pengelolanya. Menjadi pengelola TBM harus berjibaku dengan
dana swadaya yang seadanya dari kantong sendiri, berkorban waktu dan tenaga. Relawan
TBM merana dari sisi finansial karena tak ada insentif dari mana-mana, pun dari
pemerintah (negara), meskipun mereka adalah
ujung tombak penggairahan minat baca masyarakat (generasi muda).
Tidak
ada keuntungan mengelola TBM dari segi finansial, yang bisa didapat adalah sisi
kepuasan karena kecintaan relawan pada dunia literasi. Oleh karena itu, kendala
terbesar dari pengelolaan TBM adalah mencari relawan yang berkualitas
(mempunyai background perpustakaan), mau berkorban baik finansial, pikiran,
waktu dan tenaga.
3.
Fasilitas
Taman Bacaan yang terbatas dan buku yang jarang berganti.
Dengan adanya dukungan dan
bantuan-bantuan yang diterima TBM Nurul Iman, ada peningkatan fasilitas Taman
Bacaan Masyarakat Nurul Iman dibandingkan pertama kali didirikan 18 Juni 2006,
namun masih ada keterbatasan yang di alami. Misalnya TBM mempunyai 1 komputer
bantuan tahun 2006, dirasa sudah ketinggalan zaman. Guna mendukung program
kerja berbasis teknologi informasi, masih membutuhkan komputer lagi dengan
spesifikasi yang lebih baik.
Selain itu, judul buku yang itu-itu
saja juga menjadi kendala pengelola. Dikhawatirkan lama kelamaan akan
menimbulkan kebosanan pada pengunjung, sehingga TBM menjadi sepi pengunjung.
4.
Belum
mempunyai usaha mandiri guna menyokong operasional TBM Nurul Iman.
TBM Nurul Iman belum mempunyai usaha
mandiri, sehingga belum mampu memberikan insentif yang layak untuk pengelola
harian TBM.
D. Faktor-faktor
pendukung
1.
Pembinaan
yang berkelanjutan dari instansi terkait, seperti Dinas Pendidikan dan
Perpustakaan kota Magelang.
2.
Dukungan
dan bantuan dari pihak Dinas Pendidikan, Perpustakaan Kota Magelang, Pemerintah
Kota Magelang serta semua stakeholder yang membantu keberlangsungan TBM.
3.
Dukungan
masyarakat sekitar TBM yang peduli dan selalu siap berpartisipasi pada
program-program kerja TBM.
4.
Solidaritas
dan loyalitas relawan TBM.
E. Tindak
lanjut
1.
Program
jangka panjang adalah TBM Nurul Iman mampu melakukan layanan digital mulai dari e-katalog, kartu anggota online, hingga
sistem peminjaman buku koleksinya, mulai cara meminjam buku, katalog buku,
pembuatan daftar nama anggota perpustakaan serta e-book bisa diakses melalui
internet.
2.
Pengkaderan
relawan TBM. TBM sebagai lembaga nonprofit tidak mampu “menghidupi” atau
“mensejahterakan” pengelola, mengelola TBM berarti siap mengorbankan waktu,
pikiran dan tenaga. Dengan adanya pengkaderan relawan, sangat menentukan
keberlangsungan TBM.
3.
Mempunyai
usaha mandiri untuk menyokong operasional TBM. Usaha mandiri akan membantu
pendanaan operasional TBM sehingga mampu menjalankan operasional TBM secara
mandiri.
BAB
III
PENUTUP
A.
Simpulan
Dari seluruh kegiatan yang telah
dilakukan TBM Nurul Iman, dapat diperoleh kesimpulan diantaranya sebagai
berikut :
1.
PECIS
BaTIK adalah Participation, Elaboration,
Creativity, Innovation and Stimulant Berbasis Teknologi Informasi dan
Komputer sebagai strategi yang efektif untuk mengembangkan manajemen Taman
Bacaan Masyarakat berbasis Teknologi
Informasi.
2.
Keberhasilan
dari penerapan strategi PECIS BaTIK dapat dilihat pada meningkatnya kesadaran
masyarakat beragama, peningkatan jumlah pengunjung dan semakin lengkap
fasilitas yang dimiliki TBM Nurul Iman.
3.
Beberapa
kendala yang dihadapi dalam implementasi strategi PECIS BaTIK adalah kondisi
sosial masyarakat kota, sumber daya manusia, fasilitas yang terbatas serta
belum mempunyai usaha mandiri.
4.
Faktor-faktor
pendukung penerapan strategi PECIS BaTIK
diantaranya : Pembinaan yang berkelanjutan dari instansi terkait, dukungan dan
bantuan dari pihak Dinas Pendidikan, Perpustakaan Kota Magelang, Pemerintah
Kota Magelang serta semua stakeholder yang membantu keberlangsungan TBM, dukungan masyarakat sekitar TBM yang peduli
dan selalu siap berpartisipasi pada program-program kerja TBM serta Solidaritas
dan loyalitas relawan TBM.
5.
Rencana
tindak lanjut yang dilakukan TBM Nurul Iman adalah mampu melakukan layanan digital yang bisa diakses melalui internet, melakukan pengkaderan relawan TBM serta
membentuk usaha mandiri untuk menyokong operasional TBM.
B.
Rekomendasi
Karya nyata ini dapat direkomendasikan
untuk pihak-pihak yang terkait
1.
Bagi
pengelola TBM
a)
Pengelola
sebagai pelaksana teknis diharapkan mempunyai ketrampilan dalam mengoperasionalkan
komputer.
b)
Pengelola
diharapkan lebih kreatif dan inovatif untuk menjalankan strategi PECIS BaTIK
disesuaikan dengan kondisi geografis dan sosial masyarakat sekitar.
c)
Melakukan
pengkaderan relawan-relawan Taman Bacaan Masyarakat.
2.
Bagi
pemerintah
a)
Memberikan
pelatihan-pelatihan atau bimbingan teknis pengelolaan Taman Bacaan Masyarakat
kepada pengelola TBM karena sebagian besar pengelola tidak mempunyai basic
perpustakaan.
b)
Memberikan
dukungan dan bantuan berkelanjutan kepada TBM-TBM, serta membimbing dan
monitoring perkembangan TBM supaya mampu mandiri.
c)
Memperhatikan
nasib relawan TBM.